JURNAL VII
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM
DISUSUN OLEH :
SUCI DESMARANI
(NIM : A1C117081)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN VII
II. Hari/ Tanggal : Sabtu / 20 April 2019
III. Tujuan :
Pada akhir percobaan ini harus mahsiswa dapat memahami mengenai :
- Teknik-teknik dasar kromatografi lapis tipis dan kolom
- Membuat pelat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi
- Memisahkan suatu senyawa dari campuran dengan kromatografi lapis tipis dan murnikannya dengan kolom
- Memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom
IV. Landasan teori
Teknik kromatografi merupakan campuran senyawa dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen berdasarkan pendistribusian zat antara dua fase yaitu fase diam stasioner dan fase gerak mobile. azas penting kromatografi adalah senyawa yang berbeda mempunyai koefisien distribusi yang berbeda di antara fase diam dan fase gerak. senyawa yang berinteraksi lemah dengan fase diam akan lebih lama tinggal dalam fase gerak dan bergerak cepat dalam sistem kromatografi. sebaliknya, senyawa yang berinteraksi kuat dengan fase diam akan bergerak lambat. jadi setiap komponen dalam suatu campuran senyawa bergerak dengan laju yang berbeda dalam sistem kromatografi, sehingga menghasilkan pemisahan yang sempurna.
Kromatografi lapis tipis pada bahan penjerap diletakkan tersebar pada plat Kaca Aluminium ataupun plastik. Kelebihan kromatografi lapis tipis kelebihan dari metode lapis tipis Yaitu pengerjaannya yang lebih cepat kebutuhan bahan dapat disesuaikan dengan keperluan. Identifikasi senyawa dilakukan dengan menghitung dan membandingkan harga Rf (Retardation faktor) Semua zat yang terpisah dengan Rf zat autentik. Agar lebih teliti Adakalanya campuran sengaja diberi zat autentik dan dikembangkan sekaligus. Rf = jarak yang ditempuh senyawa / jarak garis depan pelarut. Kromatografi kolom merupakan salah satu teknik untuk pemisahan skala preparatif, dari beberapa miligram sampai puluhan gram (Tim Kimia Organik I, 2016).
Kromatografi merupakan salah satu teknik analisis di dalam kimia organik khususnya yang biasa digunakan untuk memisahkan campuran zat menjadi komponen-komponen penyusunnya, sehingga masing-masing komponen tersebut dapat dianalisis secara menyeluruh. Berbagai jenis kromatografi yaiyu kromatografi lapis tipis , kromatografi cair, khromatografi gas, kromatografi penukar ion, kromatografi afinitas.
Berikut beberapa istilah penting yang terkait dengan kromatografi:
Istilah Penting
|
Pengertian
|
Fasa Gerakor pengemban
|
Pelarut yang mengalir didalam kolom atau lapisan tipis khroamtogram
|
Fasa diamor adsorben
|
Zat padat yang mengisi kolom atau melekat atau menempel pada lapisan plat atau kaca atau kertas baik berupa silika gel, selulosa, atau okta dodesil sulfat yang lazim tergantung jenis khromatografinya.
|
Eluen
|
Campuran pelarut yang dialirkan kedalam kolom atau merambat pada lapis tipis atau kertas
|
Eluat
|
Cairan yang keluar dari kolom yang membawa komponen tertentu dari campuran zat yang akan dipisahkan.
|
Elusi
|
Proses memisahkan komponen tertentu dari suatu campuran melalui kolom khromatografi dengan menggunakan kombinasi pelarut tertetnu.
|
Analit
|
Komponen-komponen Campuran yang telah memisah melalui proses khromatografi.
|
Prinsip pemisahan didalam khromatograsi adalah suatu komponen penyusun zat yang terletak pada perbedaan afinitas dimana gaya adesi dari tiap jenis analit terhadap fasa diam dan fasa gerak oleh karena itu masing-masing komponen penyusun suatu zat menjadi terpisah satu sama lain. Afinitas dari suatu analit ditentukan oleh daya adsorpsinya terhadap fasa diam ‘ dan Kelarutan analit tersebut terhadap fasa gerak yang digunakan. Semakin kuat adsorpsi dari suatu analit terhadap fasa diamnya dan kelarutannya yang kecil terhadap fasa gerak sehingga waktu tinggalnya dalam kolom lebih lama dibandingkan dengan analit dimana daya adsopsinya lemah pada fasa diam serta kelarutannya tinggi dengan fasa gerak yang akan digunakan.
Dalam proses kromatografi terdapat kecenderungan sebagai berikut;
- Kecenderungan molekul komponen untuk melarut dalam cairan;
- Kecenderungan molekul komponen untuk melekat pada permukaan padatan halus (adsorpsi/penyerapan);
- Kecenderungan molekul komponen untuk bereaksi secara kimia (terjadinya pertukaran ion).
Deteksi noda KLT (kromatografi lapis tipis) lebih mudah dibandingkan dengan kromatografi kertas dikarena dapat digunakan teknik-teknik umum yang lebih banyak. seringkali, noda tidak berwarna atau tidak berpendar jika dikenai sinar ultra violet dapat ditampakkan dengan cara mendekatkan papan pengembang pada uap iod. Uap iod akan berinteraksi/bereaksi dengan komponen-komponen sampel baik secara kimia atau berdasarkan kelarutan membentuk warna tertentu (Soebagio, 2000)
Teknik KLT yaitu adsorbent pada lapiskan lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang fase diam. Fase bergerak akan merayap sepanjang fase diam dan terbentuklah kromatogram. Ini dikenal juga sebagai kromatografi kolom terbuka. Metode ini sangat sederhana, cepat dalam pemisahan dan sensitive dan mudah untuk memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan. Yang sering digunakan sebagai materi pelapisnya adalah silica gel, tetapi terkadang juga digunakan bubuk selulosa dan tanah diatome, kieselguh. Sedangkan untuk fase diam hidrofilik digunakan pengikat seperti semen Paris, kanji, dispersi koloid plastik, silica terhidarsi. Dalam meratakan pengikat dan zat pada pengadsorpsi digunakan suatu aplikator (Khopkar, 2010).
Disaat identifikasi suatu kandungan dalam tumbuhan,
setelah di lakukan isolasi dan dimurnikan, yang harus ditentukan terlebih dahulu
adalah golonannya, barulah ditentukan jenis senyawa dalam golongan tersebut. Hal
yang dilakukan terlebih hahulu adalah keserbasamaan senyawa tersebut harus
diperiksa dengan cermat, artinya senyawa harus membentuk bercak tunggal dalam beberapa
system KLT (kromatografi lapis tipis). Golongan senyawa dapat ditentukan dengan
cara uji warna, penentuan kelarutan, bilangan Rf, dan ciri spektrum UV. Untuk identifikasi
lengkap dalam golongan senyawa bergantung pada pengukuran sifat atau ciri lain
dan kemudian dibandingkan dengan data dalam pustaka (Harborne, 1987:20).
V. Alat dan
Bahan
5.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
- Pelat Kaca Kecil
- Oven
- Gelas Piala
- Batang Pengaduk
- Cawan Petri
- Tabung Reaksi
- Pipa Gelas Kapiler
- Bejana Pengembang
- Lumpang
- Rotary Evaporator
- Pipet Tetes
- Glass Wool
5.2 BAHAN
Adapun bahan yang diperlukan pada percobaan ini yaitu:
- Metanol
- Silika Gel
- Aquades
- Asam Asetat
- Eter
- Benzena
- Kafein
- Kristal Iod
- Petrolium Eter
- Kristal Na-sulfat Anhidrat
- Selulosa
- Kalsium Karbonat
- Sukrosa
- Aseton
- Kertas Saring
VI.
Prosedur Kerja
A.
Kromatografi Lapis Tipis
- Disiapkan Plat TLC
- Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform : Etil- Asetat : n-heksan : Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
- Dibuat 10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
- Masing- masing diambil larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan ( ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
- Dikeringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup)
- Masukkan pelat ke dalam bejana pengembang
- Dibiarkan proses ini berlangsung sampai garis dmencapai 1 cm dari tepi atas pelat
- Diangkat pelat dari bejana, dilihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan dengann serium sulfat
- Dihitung dan dibandingkan semua Rf yang diperoleh.
B.
Kromatografi Kolom
- Disiapkan 10 ekstrak daun
- Disiapkan kolom kromatografi
- Disumbat bagian bawah kolom dengan glass wool
- Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
- Larutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
- Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
- Pelarut harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
- Tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih dan dipisahkan berdasarkan warnanya.
Berikut salah satu video percobaan
yang pernah dilakukan dan dapat dilihat pada link berikut:
https://www.youtube.com/watch?reload=9&v=OZKuZ_w2Fg0&feature=youtu.be
https://www.youtube.com/watch?reload=9&v=OZKuZ_w2Fg0&feature=youtu.be
Pertanyaan PraPraktek
- Pada prosedur kromatografi lapis tipis, menggunakan suspensi silika gel, Apa fungsi silica gel?
- Pada prosedur kromatografi kolom, Apa fungsi penambahan Na-sulfat anhidrat ?
- Kenapa pada percobaan kromatografi kolom pelarut harus diberikan secara terus menerus?
Saya Silvy Wahyu Fradini (A1C117023) akan menjawab pertanyaan ketiga
BalasHapusMenurut saya hal ini agar timbunan zat penyerap tidak mengering dan udara tidak bisa masuk ke dalamnya maka diberikan sumbat, agar permukaan timbunan penyerap tidak terganggu oleh aliran sampel yang akan dimasukkan
Saya Ratna Kartika Sari (011) akan menjawab pertanyaan no 1 silica gel berfungsi sebagai penyerap, karena silica gel termasuk absorben dan juga bisa digunakan sebagai pengering Hal ini dikarenakan Ia memiliki molekul-molekul yang dapat menyerap adsorbat.
BalasHapusSaya Friska Utami (A1C117021) akan menjawab pertanyaan no. 2. Menurut saya, natrium sulfat anhidrat berfungsi untuk mengeringkan lapisan organik yaitu senyawa benzena
BalasHapus