LAPORAN PERCOBAAN 2. Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh

LAPORAN
PRATIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN II
KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH

DISUSUN OLEH :
SUCI DESMARANI
(NIM : A1C117081)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

Data pengamatan :
8.1  Kalibrasi Termometer
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
Dicampurkan air dari serbuk es didalam erlenmeyer dimasukkan termomter dan disumbat
 Suhu  awal : 28oC
 Suhu akhir : 0oC
2.
Dimasukkan termometer kedalam aquades yang dipanaskan dikur suhunya awal mendidih sampai tidak naik lagi
Suhu awal : 75oC
Suhu akhir : 100oC

8.2 Penentuan Titik Leleh
No.
Perlakuan
Pengamatan
1
Perbandingan 1 : 1
Titik leleh naftalen + glikosa
Titik leleh glukosa + alpha naftol
Titik leleh alpha naftol + asam benzoat
Titik leleh asam benzoat + maltosa
Titik  leleh maltosa + naftalen

Suhu dari rentang 140 – 162 oC
Suhu dari rentang 145 – 168 oC
Suhu dari rentang 148 – 170 oC
Suhu dari rentang 160 – 180 oC
Suhu dari rentang 145 – 175 oC
2
Perbandingan 1 : 0,5
Titik leleh naftalen + glikosa
Titik leleh glukosa + alpha naftol
Titik leleh alpha naftol + asam benzoat
Titik leleh asam benzoat + maltosa
Titik  leleh maltosa + naftalen

Suhu dari rentang 90 - 190 oC
Suhu dari rentang 150 - 165 oC
Suhu dari rentang 160 - 175 oC
Suhu dari rentang 148 - 169 oC
Suhu dari rentang 138 - 155 oC
3
Perbandingan 1 : 2
Titik leleh naftalen + glikosa
Titik leleh glukosa + alpha naftol
Titik leleh alpha naftol + asam benzoat
Titik leleh asam benzoat + maltosa
Titik  leleh maltosa + naftalen

Suhu dari rentang 120 - 160 oC
Suhu dari rentang 145 - 170 oC
Suhu dari rentang 119 - 165 oC
Suhu dari rentang 100 - 140 oC
Suhu dari rentang 129 - 158 oC

IX. Pembahasan
9.1 Kalibrasi Termometer
Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu termometer. Pada praktikum kali ini termometer yang dapat dipakai adalah termometer alkohol dimana pda proses kalibrasi nya menggunakan campuran dari serbuk batu es dan air serta untuk mengukur batas bawah termometer yang digunkan kemudian untuk mengukur batas atas dari termometer bisa juga menggunakan air yang didihkan, pada saat penentuan awal itu kami mencelupkan termometer itu kedalam air es tersebut dan kami mendapat suhunya yaitu 0 oC dan pada penentuan batas atas termometer kami menggunakan air panas, saat termometer dimasukkan kedalam air panas suhu pun meninggkat samapi air itu pun mendidih, didapatlah suhu sebesar 100 oC. Seperti yang kita ketahui bahwa suhu titik es dan titik didih itu bergantung pada tekanan udara karenanya temperatur yang dikalibrasi di tempat yang tekanan udara berbeda akan memberikan hasil yang berbeda.
9.2 Penentuan titik leleh
Titik leleh didefinisikan sebagai  temperatur dimana zat padat berubah menjadi pada tekananya satu atmosfer.
Titik leleh suatu zat padat menggambarkan atau menujukkan suatu keadaan dimana zat tersebut  pada suhu tertentu mulai mengalami berubah fasa dari keadaan padat menjadi gas.
Perbedaan suhu suatu zat saat mulai meleleh sampai dengan meleleh seluruhnya menggambarkan tingkat kemurnian zat tersebut. Semakin kecil selisih suhunya mengindikasikan kemurnian zat tersebut tinggi dan sebaliknya http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/
 pada praktikum kali ini kami menggunakan pipa kapiler pempat zat murni akan ditentukan titik lelehnya. Pembakaran ujung pipa kapiler bertujuan agar tidak ada lubang dibagian bawah pipa kapiler karena jika terdapat lubang maka zat akan menyebar atau larut dalam air, untuk menentukan titi lelehnya digunakan air sebagai bahan yang akan dipanaskan karena titik leleh zat yang akan diperiksa itu tidak jauh berbeda dengan titik didih air.
Zat murni yang digunakan setelah dimasukan dalam pipa kapiler kemudian dikaitkan pada termometer, hal ini bertujuan untuk mempermudah pengamatan. Sampel yang akan digunakan naftalen,glukosa, alpha naftol, asam benzoat dan maltosa yang akan diuji satu persatu dan sampel yang kami gunakan itu volume nya berdasarkan perbandingan, adapun perbandingan nya ada 3 yaitu 1 : 1, 1 :0,5, dan 1 : 2 tentunya titim leleh yang kita peroleh itu berbeda - beda pula
A. Perbandingan 1 : 1
  • Adapun sampel yang digunakan adalah glukosa dan alpha nafhtol, disini glukosa yang kita gunakan adalah sebagai zat murni, nah sedangkan alpha naftol adalah sebagai zat pengotornya, dimana pengukuran yang kami peroleh dari kedua zat tersebut adalah 145 oC – 175 oC dan pada suhu itulah dia meleleh sempurna
  • Sampel kedua yang kami gunakan sebagai zat murni adalah naftalen dan yang digunakan sebagai zat pengotornya adalah glukosa, dimana suhu saat awal dia meleleh adalah 140 oC – 162 oC
  • Kemudian yang ketiga sampel yang kami gunakan sebagai zat murni adalah alpha naftol dan zat pengotor yang kami gunakan adalam asam benzoat, dimana suhu yang kami dapatkan saat awal dia meleleh adalah 148 oC - 170 oC pada saat suhu itulah dia sudah meleleh semua
  • Pada percobaan selanjutnya bahan yang kami gunakan sebagai zat murni adalah asam benzoat dan zat pengotornya adalah maltosa, dimana suhu yang kami dapatkan saat dia awal- awal meleleh yaitu 160 oC- 180 oC dan pada saat itulah zat tersebut mulai melelh semuanya.
  • Selanjutnya adapun sampel yang kami gunakan sebagai zat murni adalah maltosa dan yang kami gunakan sebagai zat pengotor adalah naftalen, dimana suhu awal yang di peroleh ketika dia melelh adalah 145 oC dan pada suhu 175 oC zat- zat tersebut mulai melelh sempurna semuanya.

B. Perbandingan 1 : 0,5
  • Adapun sampel yang digunakan adalah glukosa dan alpha nafhtol, disini glukosa yang kita gunakan adalah sebagai zat murni, nah sedangkan alpha naftol adalah sebagai zat pengotornya, dimana pengukuran yang kami peroleh dari kedua zat tersebut adalah 90 oC  dan pada suhu itulah dia meleleh dan meleleh sempurna pada suhu 198 oC
  • Sampel kedua yang kami gunakan sebagai zat murni adalah naftalen dan yang digunakan sebagai zat pengotornya adalah glukosa, dimana suhu saat awal dia meleleh adalah pada suhu 150 oC serta zat itu meleleh sempurna pada suhu 165 oC
  • Kemudian yang ketiga sampel yang kami gunakan sebagai zat murni adalah alpha naftol dan zat pengotor yang kami gunakan adalam asam benzoat, dimana suhu yang kami dapatkan saat awal dia meleleh adalah  160 oC pada saat suhu itulah dia sudah meleleh, dan mulai meleleh semua pada suhu 175 oC.
  • Pada percobaan selanjutnya bahan yang kami gunakan sebagai zat murni adalah asam benzoat dan zat pengotornya adalah maltosa, dimana suhu yang kami dapatkan saat dia awal- awal meleleh yaitu 148 oC  dan pada saat itulah zat tersebut mulai meleleh, meleleh semua pada suhu 169 oC.
  • Selanjutnya adapun sampel yang kami gunakan sebagai zat murni adalah maltosa dan yang kami gunakan sebagai zat pengotor adalah naftalen, dimana suhu awal yang di peroleh ketika dia melelh adalah 138 oC dan pada suhu 155 oC zat- zat tersebut mulai melelh sempurna semuanya.

C. Perbandingan 1 : 2
  • Adapun sampel yang digunakan adalah glukosa dan alpha nafhtol, disini glukosa yang kita gunakan adalah sebagai zat murni, nah sedangkan alpha naftol adalah sebagai zat pengotornya, dimana pengukuran yang kami peroleh dari kedua zat tersebut adalah 120 oC  dan pada suhu itulah dia meleleh dan meleleh sempurna pada suhu 160 oC
  • Sampel kedua yang kami gunakan sebagai zat murni adalah naftalen dan yang digunakan sebagai zat pengotornya adalah glukosa, dimana suhu saat awal dia meleleh adalah pada suhu 145 oC serta zat itu meleleh sempurna pada suhu 170 oC
  • Kemudian yang ketiga sampel yang kami gunakan sebagai zat murni adalah alpha naftol dan zat pengotor yang kami gunakan adalam asam benzoat, dimana suhu yang kami dapatkan saat awal dia meleleh adalah  119 oC pada saat suhu itulah dia sudah meleleh, dan mulai meleleh semua pada suhu 165 oC.
  • Pada percobaan selanjutnya bahan yang kami gunakan sebagai zat murni adalah asam benzoat dan zat pengotornya adalah maltosa, dimana suhu yang kami dapatkan saat dia awal- awal meleleh yaitu 100 oC  dan pada saat itulah zat tersebut mulai meleleh, meleleh semua pada suhu 140 oC.
  • Selanjutnya adapun sampel yang kami gunakan sebagai zat murni adalah maltosa dan yang kami gunakan sebagai zat pengotor adalah naftalen, dimana suhu awal yang di peroleh ketika dia melelh adalah 129 oC dan pada suhu 158 oC zat- zat tersebut mulai melelh sempurna semuanya.

X. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

XI. Daftar Pustaka
Munawwar. 2008. Kalibrasi Termometer. Jakarta : bumi aksara
Morris, A. 2012. Pengaruh Massa Guarsal Terhadap Titik Leleh Plastik Biogradabil dari Pati Abu Kayu. Jurnal of chemistry. Vol 2. No1
Pydek, T. 2003. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : erlangga
Surya. 2005. Penetapan Metode Dinamika Molekul Utnuk Pembelajaran. Jurnal penelitian. Vol 1. No. 2
Tim kimia organik 1. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Jambi. 
UNJA

XII lampiran gambar 


Gambar pengukuran titik leleh menggunakan MPA

Gambar Kalibrasi termometer (suhu 100o C) dimasukkan kedalam air mendidih

Gambar Kalibrasi termometer (suhu 0o C) dimasukkan kedalam batu es

Gambar sampel pada penentuan titik leleh pada pipa kaviler

Pertanyaan
  • Pada percobaan penentuan titik leleh ujung pipa kapiler itu dibakar, apa tujuan dari pembakaran tersebut,jelaskan ?
  • Tolong jelaskan menurut pendapat anda apa pengaruh adanya zat pengotor dalam suatu kristal padat, yang berdasarkan titik leleh senyawa tersebut ?
  • Tolong jelaskan mengapa pada saat mengkalibrasi termometer itu menggunkan air atau aquades ?

Komentar

  1. saya Arnia Haiza Annisa (A1C117049) akan menjawab pertanyaan nomor
    1. menurut saya fungsi Pembakaran ujung pipa kapiler itu bertujuan agar tidak ada lagi lubang dibagian bawah pipa kapiler karena jika terdapat lubang maka zat – zat tersebut akan menyebar atau larut dalam air, sehingga akan menyebabkan percobaan nya menjadi tidak efektif dan gagal

    BalasHapus
  2. saya Tria Pradina Loke(075) disini saya akan menjawab pertanayaan no.2. menurut saya alasan mengkalibrasi menggunakan air adalah salah satunya karena air merupakan zat yang mudah ditemukan, dan dilihat juga kemurnian dari air tersebut serta kebersihannya, serta air itu memiliki titid didih 100 derajat celcius, sesuai dengan termometer yang akan kita gunakan, dan jika termometer itu mencapai 200 derajat celcius maka yang kita gunakan untuk mengkalibrasi nya bukan air melainkan menggunakan minyak atau yang lainnya

    BalasHapus
  3. saya ika ermayanti nim 031 saya akan menjawab nomor 3 dimana sebenarnya bisa saja digunakan cairan lainnya seperti minya namun kami menggunakan air ialah karena kami mengetahui persis bahwa air itu murni sehingga titik didih dan titik bekunya tepat ( tidak berubah) serta kami juga tahu bahwa titik beku air 0 dan titik didih 100 derajat celsius

    BalasHapus

Posting Komentar