LAPORAN PERCOBAAN 5. Reaksi-Reaksi Aldehid Dan Keton

LAPORAN
PRATIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN V
REAKSI-REAKSI ALDEHID DAN KETON

DISUSUN OLEH :
SUCI DESMARANI
(NIM : A1C117081)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VIII. Data pengamatan :
8.1 Uji tollens
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Formaldehid + tollens 1 ml di goncang dan dibiarkan 10 menit
Terbentuk cermin kaca (tanpa pemansan)
2.
benzadehid + tollens 1 ml di goncang dan dibiarkan 10 menit
dipanaskan selam 5 menit
Tidak terbentuk apa-apa.

Terbentuk cermin kaca
3.
Aseton + tollens 1 ml di goncang dan dibiarkan 10 menit
dipanaskan selam 5 menit
Tidak terbentuk cermin kaca.

Tidak terbentuk cermin kaca
4.
Sikloheksanon + tollens 1 ml di goncang dan dibiarkan 10 menit
dipanaskan selam 5 menit
Tidak terbentuk cermin kaca.

Tidak terbentuk cermin kaca
8.2 Fahling dan Benedict
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Formaldehid + 4 tetes benedict dipanaskan
Warna biru lebih pekat
Dibagian bawah trerdapat endapan merah bata
2.
Benzaldehid  + 4 tetes benedict dipanaskan
Terbentuk tiga lapisan
Atas : biru pekat
Tengah : bening
Bawah : biru muda
3.
Asetin  + 4 tetes benedict dipanaskan
Tidak terbentuk lapisan, Warna menjadi biru pekat
4.
Sikloheksanon + 4 tetes benedict

dipanaskan dipanaskan 15 menit
Tidak terbentuk endapan, pada bagian atas terbentuk minyak, bagian bawah biru muda
Warna biru menjdai kehijauan.
8.3 Pengujian dengan fenil hidrazin
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
Fenilhidrazin sebanyak 5 ml dimasukkan ke tabung reaksi
Fenilhidrazin berwarna kuning
2.
Fenilhidrazin + benzaldehid digoyangkan sambil ditutup selama 1-2 menit. Campuran tersebut ditambah air es +etanol+methanol
Lalu dikeringkan.ditentukan titik lelehnya.
Terbentuk kristal kuning terang, berbau menyengat dan panas.Titik lelehnya 70oC
3.
Fenilhidrazin + sikloheksanon digoyangkan sambil ditutup selama 1-2 menit.Campuran tersebut ditambah air es + etanol + methanol.lalu dikeringkan tentukan titik lelehnya.
Terbentuk kristal kuning, berbau
menyengat dan panas.
Titik lelehnya 80oC
8.4 Oksim
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
1 gr hidroksilamin + 4 ml air
Larutan bening
2.
ditambah 1,5 gram CuSO4 . 5H2O  Dipanaskan 35oC
Larutan berwarna hijau tua
3.
+ sikloheksana Ditutup dan digoncang 30 detik
Hijau lumut keruh
4.
didinginkan
Terdapat endapan warna putih (menandakan terdapat siklo oksim)
5.
Disaring dan dicuci dengan air Es
Endapan menjadi bersih (tidak berwarnahijau lagi)
3.5 Uji haloform
No
Perlakuan
Penganatan
1
 5 tetes aseton + 3 ml NaOH 5 %
Warna larutan bening
+ 10 ml iodium iodida
Warna larutan menjadi coklat betadin
Digoncang
Warna tetap coklat pekat, ada butiran butiran diatas dan dibawah mengendap
2
3 ml propanol + 3 tetes larutan iodium
Setiap tetesan warna kuning nya semakin pekat
3
0,5 gram tembakau digerus + 10 ml aquades + 3 tetes iodium iodida
Tidak terjadi reaksi
4
+ sikloheksanon (keton)
Terebentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna ungu magenta, lapisan bawah merah
3.6 Kondensasi aldol
No
Perlakuan
Penganatan
1
 0.5 ml Asetal dehid + 4 ml larutan NaOH 5 % , digoncang goncangkan .Didihkan selama 3 menit.
Warna jernih , berbau menyengat
2
10 ml Etanol + 1ml Aseton+ 2 ml Benzaldehid, dimasukkan dalam labu 50 ml.
Terjadi perubahan warna menjadi oranye kemerahan, berbau menyengat.
3
10 ml Etanol +1ml Aeton + 2 ml Benzaldehid, dimasukkuan dalam labu 50 ml.
Warna campuran kuning keruh, berbau menyengat.
4
  Campuran tersebut direfluks selama 5 menit.
Warna menjadi coklat keruh, ada endapan

IX. Pembahasan
9.1 Uji cermin kaca tollens
Pada percobaan ini yaitu uji tollens perlakuan untuk membedakan alkohol dan keton, yakni reaksi dengan reagen tollens, yang dibuat dengan mencampurkan AgNO3 dengan NaOH dan akan terbentuk larutan berwarna kecoklatan muda dan juga terdapat butiran berwarna kecoklatan lalu lalu ditambahkan NH4OH warna nya menjadi jernih. Namun perlu diperhatikan, dalam penambahan ammonium hidroksida jangan terlalu banyak, karena larutan pengujian gagal seperti hanya ketika kami menambahkan amonium hidroksida 5 tetes dan tidak terbentuk cermin perak pada tabung itu dikatakan berhasil.disini percobaan empat tabung, tabung 1 yaitu mencampurkan formaldehid sebagai pengganti formalin dengan tollens, dikocok dan dibiarkan selama 10 menit, tanpa perlu dipanaskan sudah terbentuk cermin kaca,
Pada tabung ke 2 itu kita mencapurkan benzaldehid dengan 1 ml tollens, terbentuk cermin kaca setelah dipanaskan, kemudian pada tabung ke 3 itu mencampurkan aseton dengan 1 ml tollens dikocok tidak terbentuk apa-apa kemudian dipanaskan lebih dari 5 menit juga tidak terbentuk apa-apa, kemudian pada tabung ke 4 yaitu dengan mencapurkan sikloheksanon ditambahkan dengan 1 ml benzena hasilnya tidak terbentuk apa-apa setelah dipanaskan tidak terbentuk apa-apa, alasan pada aseton dan siklo heksanon tidak terbentuk cermin kaca karena mereka termasuk kedalam golongan keton. aldehid dan keton  merupakan molekul polar karena memiliki suatu ikatan karbonil yang memungkinkan adanya gerakan momen dipol diantara ikatan rangkap karbon dan oksigen. Konskuensi logis dari adanya momen dipol disekitar ikatan karbonil mejadikan senyawa-senyawa karbonil memeiliki titik didih yang lebih tinggi dari pada suatu alkena dengan berat molekul yang sama http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/ .
9.2 Felling dan benedict
Pada bertujuan untuk mengetahui reaksi pada aldehid dan keton dengan direaksikan suatu benedict dan pereaksi fehling. Pada percobaan kami menggunakan sejumlah empat tabung, tabung pertama yaitu kami mencapurkan formaldehid dengan 4 tetes benedict stelah dilakukan pemanasan adapun hasilnya warna larutan menjadi biru yang lebih pekat, kemudian dibagian bawah terdapat endapan merah bata, kemudian pada tabung ke dua dicampurkan n-heptana yang diganti dengan benzaldehid dicampurkan dengan 4 tetes benedict dipanaskan hasilnya yaitu terdapat 3 lapisan, dimana lapisan atas warna biru pekat, lapisan tengah warna bening, lapisan bawah warna larutan nya biru biasa, kemudian tabung ke 3 itu dengan mencampurkan aseton dengan 5 tetes benedict dipanaskan hasilnya warna larutan menjadi warna biru pekat, dan tidak ada terbentuk lapisan, kemudian pada tabung ke 4 dicampurkan sikloheksanon ditambahkan 4 tetes benedict dipanaskan hasilnya pas dipanaskan tidak ada endapan, diatas minyaknya, dibawarnya warna nya biru muda kemudian dipanaskan lagi warna biru menjadi warna hijau.
3.4 Uji fenilhidrazin
Adapun tujuan dilakukan percobaan ini adalah untukk mengindetifikasi suatu senyawa aldehid dan keton.pada reaksi ini membuktikan bahwa benzaldehid dapat direaksikan dengan fenilhidrazin yang menghasilkan fenildrazonbenzoat. Hal tersebut dapat terjadi karena pasangan elektron bebas pada atom fenilhidrazin yang membebaskan atau menyebabkan senyawa-senyawa ini bereaksi membentuk fenilhidrazin yang mula-mula membebaskan 1 mol air, hasil dari reaksi ini berupa hablur,dimana hablur ini nantinya dapat mengidentifikasi senyawa benzaldehid, titik leleh yang didapatkan dari benzaldehid lebih tinggi dibanding keton, hal ini dikarenakan pada aldehid terdapat ikatan hydrogen antar molekul sehingga mengakibatkan ikatan nya menjadi kuat, sehingga titik leleh nya lebih tinggi, pada percobaaan ini fenilhidrazin sebanyak 5 ml yaitu berwarna kuning,kemudian fenil hidrazin ditambah benzaldehid digoyangkan kemudian ditutup selama 1-2 menit, kemudian campuran ditambah air es etanol dan metanol hasilnya terbentuk kristal kuning cearah bau yang dihasilkan menyengat titik lelehnya setelah kita ukur sebesar 70C.
3.5 Pembuatan oksim         
Oksim merupakan rumus turunan amonia yang dibuat dari hidroksilamin NH2OH adalah kristal padat yang dapat digunakan untuk mengenali senyawa karbonil tertentu, reaksi ini hanya terjadi pada senyawa keton yang pada akhir reaksi ditandai dengan adanya padatan atau kristal. Pada percobaan ini kita mencampurkan 1 gram hidroksilamin ditambah dengan 4 ml air itu warna larutan bening, kemudian ditambahkan 1,5 gram CuSO4. 5H2O warna larutan menjadi hujau tua, kemudian dipanaskan pada suhu 35oC kemudian ditambah sikloheksanon ditutup dan digoncang 30 menit, setelah itu didinginkan untuk melihat ada silkloheksana nya atau tidak, ditandai dengan terbentuknya endapan warna putih, kemudian endapan disaring, kemudian kertas saring yang berisi endapan warna hijau tadi kita cuci dengan menggunakan air es sehingga warna endapan yang kita hasilkan itu jernih tidak berwarna hijau lagi, itulah yang menandakan bahwa larutan tersebut mengandung siklooksimnya.
3.6 Rekasi haloform 
Reaksi haloform menggunakan kaliumk iodida dan NaOH. Pada uji ini gugus metil dari suatu metil keton iodinasi sampai terbentuk iodoform CHl3. Untuk golongan aldehid tidak bereaksi dengan uji haloform ini. Pada percobaan ini Kami mencampurkan 5 tetes ditambah 3 ml 5 % warna bening kemudian ditambah 10 ml iodium iodida warna nya menjadi coklat betadine kemudian digoncang warna tetap coklat pekat,ada butiran butiran emas dibawah dan diatas mengndap, kemudian dilakukan pengujian dengan propanol. Yaitu dengan mencampurkan 3 ml propanol ditambah 3 tets larutan iodium, warna larutan yang awalnya kuning biasa menjdai kuning semakin pekat, kemudian selanjutnya pengujian dengan 3 pentanon dan 2 pentanon, dimana temabakau digerus sebanyak 0,5 gram ditambah 10 ml aquades kemudian ditambah iodium iodida 3 tetes hasilnya yang awalnya tidak Ada reaksi, kemudian ditambah siklo heksanon yang termasuk golongan keton, sehingga terbentuk 2 lapisan dengan warna yang berbeda, lapisan bawah itu warna merah, dan lapisan atas itu warna magenta (ungu).
3.7 Kondensasi aldol
Reaksi ini akan membentuk dasar dari kondensasi aldol, yaitu reaksi pembentukan ikatan karbon yang bermanfaat dimana kondensasi aldol yang paling sederhana adalah 2 golongan molekul sederhana( asetaldehid) yang terjadi jika larutan aldehid diberi larutan basa.
Reaksi kondensasi aldol
Pada percobaan ini kami mencampurkan 4 ml NaOH ditambah dendan 0,5 ml asetaldehid sehingga yang dihasilkanadalah warna bening dan timbul bau gas yang menyerupai bau balon, kemudian kami didihkan selama 3 menit, warna larutan yang awalnya bening menjadi warna kuning, dan bau yang dihasilkan adalah bau tengik.
Refluks
Adapun tujuan merefluks yaitu untuk membuat campuran menjadi larutan yang menjadi homogen yang nantinya akan membentuk suatu endapan atau suatu kristal yang dapat kita ukur titik lelehnya, pada pecobaanya ini campuran awal pada labu dipanaskan sehingga timbul uap yang nantinya akan melewati kondensor dan diubah menjadi uap air, adapun tujuan dari pemanasan ini adalah untuk mempercepat proses terjadinya reaksi sehingga asetaldehidnya dapat terbentuk,cairan yang dihasilkan oleh uap tersebut menetes lagi ke labu , sampai kedua senyawa menjadi homogen, setelah larutan homogen kemudian didinginkan pada air es sampai partikel nya mengendap semua setelah itu kita saring dengan corong buchner  dan kemudian di rekkristalisasi dengan etanol. Baru diukur titik lelehnya.
Pada percobaan ini kami mencampurkan 4 ml NaOH ditambah dendan 0,5 ml asetaldehid sehingga yang dihasilkanadalah warna bening dan timbul bau gas yang menyerupai bau balon, kemudian kami didihkan selama 3 menit, warna larutan yang awalnya bening menjadi warna kuning, dan bau yang dihasilkan adalah bau tengik, dimana endapan yang dihasilkan itu direfluks sehinggan terbentuk kristal-kristal yang nantinya akan diukur titik lelehnya.
X. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan tentang “reaksi- reaksi aldehid dan keton“ yaitu :
  • Aldehid dan aseton memiliki kelarutan yang baik dalam air
  • Aldehid ( formaldehid) teroksidasi oleh pereaksi KmnO4  dalam bentuk endapan, pereaksi tollens dalam bentuk cermin perak dan pereaksi fehling membentuk endapan merah bata
  • Keton ( aseton) tidak teroksidasi dengan pereaksi KmnO4, tollens, dan fehling. Perbedaan senyawa aldehid dan keton ditinjau dari segi organik fungsinya adalah aldehid memiliki sekurang-kurangnya satu hidrogen yang terikat pada atom karbonnya, sedangkan keton memiliki dua gugus alkil yang terikat pada atom karbonnya.

XI. Daftar pustaka
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
pudjatmaka. 2005. Kimia universitas. Bandung : yarama widya.
Prarudiyanto. 2015. Laboratori experiment in organik chemistry. Jurnal internasional. https//uuu.uny. laboratory
Suminar , Hart , ( 1983 ) , “ KIMIA ORGANIK “ , Edisi Keenam, Erlangga , Jakarta.
Solomon, garaham., ( 1997 ) , “ Fundamental of Organic Chemistry “ , Fifth
XII. Lampiran









Pertanyaan pascapraktek
  • Apa tujuan dilakukan pemanasan pada percobaan kondensasi aldol ?
  • Kenapa pada pengujian dengan benedict keton tidak dapat bereaksi dengan benecdict sedangkan aldehid dapat bereaksi ?
  • Apa fungsi penambahan batu didih saat prose pemanasan ?


Komentar

  1. Saya vira anggita
    (069)
    Akan coba menjawab pertanyaan no 2
    hal ini karena keton tidak memiliki aton hidrogen yang menempel pada atom C nya berikatan dengan atom O, dan struktuir keton itu tidak kompleks, untuk senyawa keton yang memilki unsur kompleks itu dapat bereaksi dengan pereaksi ini , aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi ini karena struktur aldehid itu komples dan sederhana.

    BalasHapus
  2. Saya Febby Marcelina Murni (A1C117037) akan mencoba menjawab nomor 1. Adapun tujuan dilakukan pemanasan adalah agar proses reaksi dapat berlangsung lebih cepat, serta proses penguapan larutan lebih cepat dan afektif, sehingga hasil yang kita peroleh sesuai dengan yang kita inginkan. serta untuk mempersingkat waktu pada proses penguapannya.

    BalasHapus
  3. Nama saya Dinda anggun,A1C117079. Saya mencoba menjawab nmr 3,menurut saya adapun fungsi pertama penambahan batu didih adalah untuk menstabilkan golakan2 yang dihasilkan dari air panas yang mendidih, kemudian yang kedua adalah agar panas yang dihasilkan itu bisa merata ke seluruh permukaan

    BalasHapus

Posting Komentar