LAPORAN
PRATIKUM KIMIA
ORGANIK I
PERCOBAAN I
ANALISA
KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN
SUCI
DESMARANI
(NIM
: A1C117081)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
Drs. SYAMSURIZAL., M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
VI. Data pengamatan :
6.1 Analisa Unsur
6.1.1
Karbon dan Hidrogen
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
1-2
gram CuO dipanaskan
|
Tidak
ada terjadi reaksi
|
2.
|
CuO
+ gula + Ca (OH)2
|
Gula
tersebut menjadi tidak nampak dan terdapat uap dan terdapat gelembung pada
larutan Ca (OH)2
|
6.1.2
Halogen
A.
Tes Belistein
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Kawat
tembaga dipanaskan
|
warna
tetap kemerah-merahan
|
2.
|
Dinginnkan
kawat tembaga lalu teteskan kawat tembaaga dengan 2 tetes benzena, dan
dipijarkan
|
Timbul
bau gas yang sangat menyengat kemudian warna tembaga menjadi putih tidah
kemerahan lagi
|
B. Tes CaO
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Dipaskan
CaO sampai suhu tinggi dan tambahkan 2 tetes benzena
|
Timbul
bau gas yang sangat menyengat dan dipinggir tabung terdapat uap air
|
2.
|
Didihkan
lagi setelah dingin dengan 5-10 ml air suling, kemudian dituangkan kedalam
gelas kimia dan larutan dalam HNO3 encer
|
Ketika
didihkan warnanya menjadi keruh dan terdapat gelembung dan warna nya jernih
|
6.1.3
Metode Leburan
A.
Belerang
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Diasamkan
3 ml larutan L (NaOH) didihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan
kertas saring basah yang sudah ditetesi pb-Asetat 10%
|
Warnanya bening dan saat
dipanaskan seperti mendidih larutan naik menuju permukaan tabung kearah
kertas saring, sampai menjadi basah
|
2.
|
Pada
larutan L lainya, ditambahkan 1-2 tetes Na-Nitroprosida
|
Larutan tersebut menjadi warna
bening
|
B.
Nitrogen
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
3
ml larutan L ditambahkan 5 tetes, 4 tetes FeCL3
|
Terdapat
endapan berwarna coklat, saat ditambah FeCL3 terlihat minyak yang
terpisah dengan FeCL3
|
2.
|
Ditambahkan
5 tetes KF 10%
|
Minyak
berwarna kuning menjadi buyar
|
3.
|
Ditambahkan
lebih kurang 1-2 ml larutan NaOH 10 % dan didihkan
|
Warna
menjadi hitam pekat
|
C.
Amoniak
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Amoniak
ditambah FeSO4 ditambah FeCL3
|
Gumpalan
kecoklatan seperti serbuk besi yang mengendap kemudian menghasilkan warna
kuning
|
2.
|
Ditambah
KF 5 tetes
|
Semua
gumpalan menjadi menyebar
|
3.
|
Ditambah
NaOH 2 ml
|
Gumpalan yang menyebar menjadi endapan
yang terdapat di dasar
|
4.
|
Dipanaskan
|
Disekeliling tabung reaksi terdapat endpan putih dan
ditengahnya ada endapan kuning , dan kering
|
5.
|
Didinginkan
ditambah H2SO4 5
tetes
|
Endapan putih dan kuning tersebut
hilang, tetapi terdapat bekas endapan tersebut yang berwarna biru berlin, dan
larutan itu pun berwarna biru
|
D.
Putih Telur
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
3
ml putih telur ditambah FeSO4 + FeCL3 + KF + NaOH
|
Warna
kuning tetapi semakin ditambahkan pelarut diatas, warna semakin pekat (keemasan)
|
2.
|
Didihkan
dan didinginkan
|
Turun
serbuk-serbuk warna biru tua (dongker)
|
3.
|
Asamkan,
ditunggu, dikocok
|
Muncul endapan biru berlin diatas
larutan terdapat kuning pudar (pucat)
|
E.
Halogen
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Diasamkan
3 ml larutan L dengan HNO3 encer
|
Terdapat
letupan-letupan
|
2.
|
Ditambahkan
5 ml larutan AgNO3 encer 5-10%
|
Warna
menjadi kecoklatan ketika didihkan terdapat banyak endapan
|
6.2
Penetuan Kelas Kelarutan
6.2.1
Sampel gula
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Kelarutan
dalam air
|
Gula
larut dalam air, warnanya tetap bening
|
2.
|
Kelarutan
dalam benzena
|
Warna
tetap bening, tetapi gula nya tidak larut
|
3.
|
Kelarutan
dalam NaOH 5 %
|
Warna
larutan tetap bening tetapi gula tidak larut
|
4.
|
Kelarutan
dalam NaHCO3 5 %
|
Gula
larut, warnanya bening serta terdapat gelembung pada larutan
|
5.
|
Kelarutan
dalam HCl 5 %
|
Warna
nya bening, serta gula sangat mudah larut
|
6.
|
kelarutan
dalam H2SO4 pekat
|
Gula
tidak larut tetapi terjadi perubahan warna menjadi kuning
|
7.
|
Kelarutan
dalam H3PO4 pekat
|
Warna
nya bening dan gula tidak larut
|
6.2.2
Sampel Minyak
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Kelarutan
dalam air
|
warna
larutan jernih dan terdapat batas minyak dengan
|
2.
|
Kelarutan
dalam benzena
|
warna
larutan jernih dan dapat bercampur antara minyak dengan benzena
|
3.
|
Kelarutan
dalam NaOH 5 %
|
warna
larutan keruh dan terdapat batas antara minyak dengan NaOH
|
4.
|
Kelarutan
dalam NaHCO3 5 %
|
warna
larutan jernih dan terdapat batas
|
5.
|
Kelarutan
dalam HCl 5 %
|
warna
larutan jernih dan terdapat batas diantara keduanya
|
6.
|
kelarutan
dalam H2SO4 pekat
|
warna
larutan jernih dan terdapat batas
|
7.
|
Kelarutan
dalam H3PO4 pekat
|
warna
larutan menjadi keruh dan terdapat batas
|
6.2.3
Sampel Tepung
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Kelarutan
dalam air
|
warna
menjadi putih keruh dan dapat bercampur diantara keduanya
|
2.
|
Kelarutan
dalam benzena
|
warna
larutan menjadi keruh, dan sedikit larut
|
3.
|
Kelarutan
dalam NaOH 5 %
|
terdapat
gumpalan dan tidak larut dalamnya
|
4.
|
Kelarutan
dalam NaHCO3 5 %
|
warna
larutan menjadi keruh, saat dikocok terdapat gas
|
5.
|
Kelarutan
dalam HCl 5 %
|
warna
larutan keruh dan disaring ditambah NaOH
warna larutan menjadi bening
|
6.
|
kelarutan
dalam H2SO4 pekat
|
larutan
menjadi tidak panas, tidak terdapat gas
|
7.
|
Kelarutan
dalam H3PO4 pekat
|
warna
larutan menjadi keruh ada endapan dibawahnya
|
6.2.4
sampel putih telur
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Kelarutan
dalam air
|
warna
larutan menjadi keruh dan dapat larut dalam air
|
2.
|
Kelarutan
dalam benzena
|
warna
larutan menjadi jernih ada pembatas antar telur di benzena atas benzena, dibawah
telur
|
3.
|
Kelarutan
dalam NaOH 5 %
|
warna
larutan menjadi jernih dan terdapat busa diatasnya
|
4.
|
Kelarutan
dalam NaHCO3 5 %
|
warna
larutan jernih dan tidak larut
|
5.
|
Kelarutan
dalam HCl 5 %
|
warna
larutan keruh dan terdapat endapan putih dibawahnya
|
6.
|
kelarutan
dalam H2SO4 pekat
|
warna
larutan menjadi keruh ada gumpalan
diatasnya
|
7.
|
Kelarutan
dalam H3PO4 pekat
|
warna
larutan jernih
|
VII. Pembahasan
7.1
Analisa Unsur
7.1.1
Karbon dan Hidrogen
Pada
percobaan ini dilakukan analisa unsur karbon dan hidrogen yang dimana sampel
CuO kering yang berwarna hitam dipanaskan hingga kering, kemudian menguap, hal
ini terjadi karena efek pemanasan oleh bunsen sehingga timbul uap berwarna
putih, dengandemikian dapat kita lihat adanya unsur karbon .hingga pada saat
dipasang alat untuk prosedur selanjutnya gas mengalir dair tabung yang berisi
CuO kering panas dialirkan ketabung larutan Ca(OH)2 yang dimana
aliran gas inilah menandakan adanya unsur karbon setelah itu, pada campuran
larutan Ca(OH)2 dalam hal ini mendakan bahwa ada unsur hidrogen
karena nantinya gelembung-gelembung yang berisikan air akan menjadi satu
tetesan-tetesan air pada dinding tabung reaksi inilah dapat disimpulkan adanya
unsur hidrogen. Seperti yang kita ketahui bahwa, perbedaan tingkat kelarutan dari suatu senyawa
organik dalam suatu pelarut juga dapat memprediksi suatu kecendrungan senyawa
tersebut juga bereaksi dengan senyawa lain http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36.
7.1.2
Halogen
A. Tes beilstein
Pada
percobaan kami menggunkan kawat tembaga, yaitu dengan memanaskan kawat tembaga
kemudian didinginkan, setelah itu diteteskan kawat tersebut dengan benzena
kemudian dipanaskan kembali yang dimana hasil yang kami dapatkan yaitu saat
dipanaskan warna nya tetap kemerah-merahan dan setelah diteteskan benzen kawat
tembaga mengalami perubahan warna menjadi putih, serta tidak ada uap yang
terbentuk
B. Tes CaO
Pada
perobaan ini CaO dipanaskan pada suhu tinggi, setelah panas ditambahkan 2 tetes
benzena yang menghasilkan gumpalan padat, kemudian didikan air suling sampai
mendidihkan,setelah itu dimasukkan kedalam larutan sehingga gumpalan tersebut
menjadi larut kemudian warna yang dihasilkan yaitu jernih dan jika warna yang
dihasilkan tidak jernih maka ditambahkan dengan HNO3.
7.1.3 Metode Leburan
A.
Belerang
Pada
percobaan dilakukan dengan mengasamkan 1-2 ml sampel Na-Nitroposida dengan
menggunakan 3 ml asam asetat, dimana dalam hal ini digunakan asam asetat karena
asam ini mudah larut dalam aquades dan berfungsi untuk memperbesar kelarutan sehinggan reaski akan
mudah dan dapat terjadi adapun hasilnya kemudian disaring dengan ketas saring
kemudian diteteskan dengan Pb-Asetat sehingga terdapat batas pada
larutan,kemudian larutannya naik ke atas tabung reaksi dan ada gas yang
terlihat pada kertas saring, warna nya tetap jernih.
B. Nitrogen
Pada
percobaan larutan L yang digunakan adalah NaOH yang ditambahkan dengan FeSO4 hasilnya
yaitu terdapat gumpalan coklat diatasnya,kemudian timbul minyak yang berwarna
kekuning-kuningan menggumpal diatas larutan tersebut seditambahkan larutan KF
,dimana gumpalan tersebut menjadi buayr setelah dipanaskan, ditambah asam
sulfat encer yaitu menghasilkan endapan hitam dibawahnya dan jika percobaan
berhasil larutan yang dihasilkan adalah warna biru merlin.
C. Amoniak
Pada
percobaan ini sampel yang digunakan adalah ammoniak, pertama yaitu dengan cara
mencampurkan ammoniak dengan feso4 hasilnya yaitu terdapat gumpalan coklat
kehitaman seperti terdapat endapan serbuk besi didalamnya,kemudian ditambah
FeCl3 warna larutan menjadi kuning, kemudian ditambah KF endapanya
menjadi menyebar, kemudian ditambah NaOH gumpalan yang menyebar tadi menjadi
endapan kembali, setelah itu dipanaskan sampai mendidih disekeliling tabung
reaksi terdapat endapan putih yang ditengahnya terdapat endapan kuning,
kemudian didinginkan dan ditambah H2SO4 di goncang
endapan putih dan kuning menjadi hilang, bekas endapan pun menjadi warna biru
berlin dan warna larutan menjadi biru berlin.
D. Putih telur
Pada kali ini larutan L yang digunakan
adalah putih telur, dimana 3 ml putih telur ditambahkan 3 ml putih telur
ditambah FeSO4 +FeCL3 +KF +NaOH menghasilkan warna larutan kuning tetapi
semakin ditambahkan pelarut diatas, warna larutan yang dihasilkan semakin pekat
( keemasan), kemudian didihkan dan didinginkan hasil yang didapatkan turun
serbuk-serbuk warna biru tua (dongker), kemudian larutan diasamkan , ditunggu,
dikocok, sampai muncul endapan biru berlin diatas larutan terdapat kuning pudar
(pucat).
E. Halogen
Percobaan
ini dilakukan dengan cara mengasamkan 3 ml larutan L dengan HNO3
encer, setelah itu ditambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer 5-10%,hasil
yang diperoleh dari campuran diatas yaitu terdapat letupan-letupan, ketika
ditambah 5 ml AgNO3 encer 5-10 % warna larutan menjadi kecoklatan
dan ketika didihkan terdapat banyak
sekali endapan yang ada didasar.
7.2
Penetuan Kelas Kelarutan
Pada
dasarnya uji kelas kelarutan ini merupakan uji kelarutan senyawa organik yang
bertujuan untuk mengetahui mengapa suatu senyawa dapat larut dan dapat
menentukan apakah suatu senyawa termasuk basa kuat, basa lemah, asam kuat, asam
lemah atau suatu zat netral, prinsip pengujian kelarutan ini dingin penambahan
aquades.
7.2.1
Sampel Gula
Kelarutan
air gula larut dalam air, warna larutan
tetap bening, kelarutan dalam benzena warna tetap bening, tetapi gula nya tidak
larut, kelarutan dalam NaOH 5 % warna larutan tetap bening tetapi gula tidak
larut, kelarutan dalam NaHCO3 5 % gula larut, warna larutan bening
serta terdapat gelembung pada larutan, kelarutan dalam HCl 5 % warna larutan
bening, serta gula sangat mudah larut didalam larutan itu, kelarutan dalam H2SO4
pekat gula tidak larut tetapi terjadi
perubahan warna larutan menjadi kuning, kelarutan dalam H3PO4
pekat warna nya bening dan gula tidak larut
7.2.2
Sampel Minyak
Kelarutan
dalam air warna larutan jernih dan terdapat batas minyak dengan air, kelarutan
dalam benzena warna larutan jernih dan
dapat bercampur antara minyak dengan benzena, kelarutan dalam NaOH 5 % warna larutan keruh dan terdapat batas antara
minyak dengan NaOH, kelarutan dalam NaHCO3 5 % warna larutan jernih dan terdapat batas, kelarutan
dalam HCl 5 % warna larutan jernih dan terdapat batas diantara keduanya, kelarutan
dalam H2SO4 pekat warna
larutan jernih dan terdapat batas, kelarutan dalam H3PO4
pekat warna larutan menjadi keruh dan
terdapat batas
7.2.3
Sampel Tepung
Kelarutan
dalam air warna menjadi putih keruh dan
dapat bercampur diantara keduanya, kelarutan dalam benzena warna
larutan menjadi keruh, dan sedikit larut, kelarutan dalam NaOH 5 % terdapat gumpalan dan tidak larut dalamnya, kelarutan
dalam NaHCO3 5 % warna
larutan menjadi keruh, saat dikocok
terdapat gas, kelarutan dalam HCl 5 % warna larutan keruh dan disaring ditambah
NaOH warna larutan menjadi bening, kelarutan
dalam H2SO4 pekat larutan
menjadi tidak panas, tidak terdapat gas, kelarutan dalam H3PO4
pekat warna larutan menjadi keruh ada endapan
dibawahnya
7.2.4 Sampel Putih Telur
Kelarutan
dalam air warna larutan menjadi keruh dan dapat larut dalam air, kelarutan
dalam benzena warna larutan menjadi
jernih ada pembatas antar telur di benzena atas benzena, dibawah telur, kelarutan dalam NaOH 5 % warna larutan menjadi jernih dan terdapat
busa diatasnya, kelarutan dalam NaHCO3
5 % warna larutan jernih dan tidak larut,
kelarutan dalam HCl 5 % warna larutan keruh dan terdapat endapan putih
dibawahnya, kelarutan dalam H2SO4
pekat warna larutan menjadi keruh ada gumpalan diatasnya, kelarutan dalam
H3PO4 pekat warna larutan jernih
VIII.
Pertanyaan pascapraktek
- Kenapa pada percobaan belerang, proses pengasaman menggunakan asam asetat ?
- Jelaskan kenapa minyak dapat larut dalam benzena ?
- Jelaskan kenapa putih telur tidak mau arut dalam pelarut benzena ?
IX. Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang kita dilakukan maka dapat diambil kesimpulan :
- Analisis kualitatif adalah suatu metode analisis yang dilakukan untuk dapat mengetahui suatu keberadaan zat atau senyawa (anion atau kation ) dalam suatu sampel dapat dikatakan bahwa analisis ini mempelajari dari memutuskan zat apa yang ada dalam suatu cuplikan atau sampel yang dianalisis.
- Setiap pembuatan senyawa karbon, akan menghasilkan gas karbondioksida yang menunjukkan adanya unsur karbon didalam senyawa tersebut, dan menghasilkan uap air yang menunjukkan adanya unsur hidrogen didalam senyawa tersebut adanya unsur nitrogen, halogen dan belerang dapat dilakukan dengan metode leburan natrium
- Uji kelarutan merupakan salah satu cara untuk menentukan golongan zat seta karakteristik masing-masing gugus fungsinya, kemampuan melarut suatu zat didalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu berbeda-beda antara yang satu denga ang lain.
XI.
Daftar pustaka
Ardiana, D. Susanti, A.D dkk. 2012. Polaritas pelarut
sebagai pertimbangan dalam pemilihan pelarut untuk ekstraksi minyak bekatul
dari bekatul varietas ketan (oriza sativa glatinosa).
ISSN : 1412-9612
Fessenden, F. 1982. Kimia Organik. Edisi ke 3, Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hutasoit, S.R dkk. 2014. Distribusi Kandungan Karbon Organik Total
(Kot) Dan Fosfat Di Perairan Sayung, Kabupaten Demak. Jurnal Oseanografi. Volume 3, Nomor 1, Tahun
2014, Halaman 74-80 Online di :
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose
Munawaroh,
S. & Prima, A.H. 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut
Etanol dan N-Heksana. Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi
2010 primatk@staff.unnes.ac.id
Tim kimia organik 1. 2016. Penunntun Praktikum Kimia Organik 1. Jambi :
Universitas Jambi
XII lampiran gambar
XII lampiran gambar
saya mencoba menjawab pertanyaan nomor 1,menurut saya hal ini dikarenakan asam asetat merupakan asam yang sangat mudah larut dalam aquades,dan juga fungsi asam asetat untuk mempercepat proses terjadinya reaksi dan dapat memperbesar kelarutan. ( Dinda Anggun,79)
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan no 3.Kenapa putih tidak larut dalam benzene itu dikarenakan didalam putih telur terdapat protein yang didalamnya ada unsur nitrogen,karbon,hidrogen dan oksigen dan zat yang mengandung protein tidak dapat larut dalam pelarut lemak,seperti benzena,,oleh karena itu putih telur tidak larut dalam benzena.Terimakasih,semoga membantu ..(Mita Istiana,083)
BalasHapusSaya akan mencoba jawab pertanyaan nomor 2, Hal ini disebabkan minyak merupakan suatu zat yang bersifat non pilar dan benzena merupakan pelarut organik yang bersifat non polar, karena pada dasarnya pelarut non polar dapat melarutkan zat zat yang bersifat non polar juga atau yang disebut (like disolved like)
BalasHapus